![]() |
whatever you study, just please being a tree of knowledge :) |
lagi lagi saya mau post tentang masalah kuliah nih 

jadi
pemicunya adalah saya inget sebuah kejadian waktu sowan ke rumah mbah kung dan mbah uti di Bogor
beberapa waktu lalu, ada seorang tante yang nanya nanya masalah kuliah,
nah
seperti ini dialognya, cekdizot ~
Tante Tante Kompleks Ibukota (TTKI) : "Bunga berarti di Jogja sendiri ya?"
Bunga Next To Be Diplomat (BNTBD) : "iya tante
"

TTKI : "ngekos?"
BNTBD : "iya
"

TTKI : "kuliah jurusan apa?"
BNTBD : "hubungan internasional, tanteee
"

TTKI : "susah kan?"
BNTBD : (kaget karena tumben ada yang nganggep HI susah)
"hah? yaa tergantung minat sama passion sih, tan"
TTKI : "itu nanti jadi resepsionis gitu?"
BNTBD : (mulai bingung. what the #&*¥ ???)
"ya ngga, sih tante"
(diem lama. bingung mau jelasinnya kekmana)
"itu belajarnya ilmu politik gitu"
TTKI : "laaah, itu nanti bisa langsung kerja?"
BNTBD : "yaa langsung kerja juga bisa" (langsung nikah juga boleh banget, tante)
TTKI
: "ngga, maksudnya tuh kan kaya perawat gitu karuan langsung ke rumah
sakit, kenapa ngga ke keperawatan aja yang jelas? itu mah ngga jelas"
(((NGGA JELAS)))
*zoom in*
(((NGGA JELAS)))
*zoom out*
(((NGGA JELAS)))
*zoom in*
(((NGGA JELAS)))
*zoom out*
(((NGGA JELAS)))
BNTBD : "ngga jelas gimana yaaa tante? 



"





TTKI : "ya ngga jelas kerjanya mau jadi apa"(tiba
tiba datenglah bude saya dari dapur sambil bawa roti bagel manis dan
duduk di ruang tamu dan dengan sengitnya menjawab tante tante kompleks
tadi)
Bude Penyelamat Pembawa Roti Bagel (BPPRB) : "ngga jelas
gimana maksudnya? nih, tan, sekarang mah, mau jurusan kaya apa kalau
anaknya ngga bener ya ngga bener ajaaa, mau perawat juga kalau anaknya
kaga bener ya kaga ada yang bakal mau terima kerja 


"




TTKI : "ya tapi kan kalau perawat tuh jelas, ke rumah sakit langsung kerja kan karuan"
(eh si tante masih aja ngeyel)
BBPRB : " HI itu nanti kerjanya di kementerian, di kedutaan, jadi duta besar, jadi diplomat"
TTKI : (sambil nengok ke saya seolah meyakinkan)
"iya emang?"
BNTBD : "iyaaaaa, tanteeeee 









"











TTKI : "oh berarti Bunga mau jadi orang besar"
BNTBD : (ngga, tante, apalah saya ini dari dulu masih kecil kecil aja :')
"hehe, ya di HI sih emang akhirnya kesana tapi kalau mau di perusahaan juga bisa kok tante"
TTKI : "di perusahaan juga bisa?!"
BNTBD : "kalau mau di bank juga bisa"
BBPRB : "HI mah bisa kemana mana, perawat mah malah ke rumah sakit aja kan mentok mentok"
(without any offense)
TTKI : "di bank juga bisa?! kok bisa?!"
BNTBD : "yaaa, bisaaaa 



"
(kalau mau ngejelasin alasan kenapa bisa, nanti saya harus mendadak
ngejelasin 3 sks Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, 3 sks Pengantar
Ilmu Ekonomi, 3 sks Isu-Isu Hubungan Internasional sama 3 sks Ekonomi
Politik Internasional, phew)





TTKI : "ooh .. gitu ya"
hhh...
begitulah.
halo, kalian sesama anak HI, sesama anak FISIPOL dimanapun kalian beradaaaa 

masih betah di FISIPOL kan?
masih belum nyesel ambil FISIPOL kan?
walau sudah mendapatkan banyak kejadian sama kaya yang saya alami diatas?
ngga apa,
kalau ada yang kaya gitu lagi, nyanyiin aja lagunya One Direction yang They Dont Know About Us wkwk
nah,
jadi regarding kejadian diatas, saya pernah baca sebuah artikel yang di
share via Line nih, dan cukup bagus untuk dijadikan referensi kalau
menghadapi 'gempuran' saat musim kumpul keluarga dan reunian tiba ..
yuk, dibacaaa, monggo 

Moment
hari raya juga menjadi saat dimana keluarga dan kerabat berkumpul.
Untuk kamu yang mahasiswa, pasti akan dapat pertanyaan, "Kuliah dimana?
Jurusan apa?" Enteng memang. Namun, ada arti lain dari pertanyaan itu.
Bagi
saya yang baru saja lulus, saya dapat pertanyaan, "Dulu kuliah ambil
jurusan apa?" Dan kebetulan jurusan saya berada di jalur ilmu sosial dan
cukup tidak populer, bahkan cenderung tidak diminati. Iya, saya dulu
mahasiswa ilmu politik. Setelah saya menjawab pertanyaan itu, saya
merasa sejenak suasana berubah. Meskipun terlihat tidak ada yang
berbeda, namun saya bisa melihat situasi yang berbeda. Membaca situasi
adalah keahlian kami sarjana ilmu sosial.
Mungkin ada pikiran,
"Ah ilmu politik, mau kerja dimana". Seriously, saya tidak suka dengan
pemikiran seperti itu. Dan arah perbincangan berbelok dengan memamerkan
sanak keluarga yang lulusan ilmu eksakta. "Itu si anak fulan dari teknik
industri sekarang sudah kerja di perusahaan X loh, cepet juga
karirnya".
Memang ada masalah dengan kami sarjana ilmu sosial?
Stigma
ilmu sosial berada satu kasta di bawah ilmu eksakta sudah ada sejak
SMA. Tidak heran, jurusan eksakta selalu menjadi harapan buta bagi calon
mahasiswa baru yang ingin memilih jalur kuliah. Jika logika pemikiran
kamu mencari kuliah adalah untuk bekerja, maka logika perkuliahan
pertama yang harus kamu sadari adalah universitas tidak akan membuka
jurusan yang tidak mempunyai manfaat dan peluang kerja. Sisanya adalah
tujuan dan cita-cita kamu sendiri.
Lalu, mengapa harus ilmu sosial?
Dasar
pemikiran saya, ilmu sosial adalah ilmu bertahan hidup. Jika kamu ingat
istilah 'Zoon Politicon' atau makhluk sosial, itu adalah dasar setiap
diri manusia. Namun, banyak manusia yang belum paham bahwa kita hidup
adalah berinteraksi dengan manusia. Itu yang utama. Itu mengapa banyak
dari mereka gagal saling berinteraksi.
Contoh?
Coba lihat
banyak publik figur yang bercerai karena tidak bisa mengondisikan
suasana dalam rumah. Bagaimana banyak calon legislatif menjadi gila
karena gagal mendekati konstituennya. Atau, anak lari dari rumah karena
orang tua memaksakan kehendak pada anaknya.
Ilmu sosial adalah
bagaimana ilmu kita berinteraksi dengan manusia dan ini lebih banyak
mempunyai potensi peluang gagal ketimbang berinteraksi dengan mesin.
Ketika komputer mu rusak, pilihan mu adalah membawanya ke tukang
reparasi atau membeli yang baru. Namun, ketika hubungan mu dengan
sahabat, teman, pacar, calon istri/suami, atau orang tua rusak, pilihan
mu sangat banyak dan sulit dijalankan. Disana dasar ilmu sosial
berperan. Yakinlah, tidak ada perusahaan yang isinya hanya mesin, pasti
butuh manusia.
Tentu ilmu sosial tidak serendah itu. Saya hanya
memberikan perumpamaan dan contoh agar mudah dicerna dan dimengerti.
Tulisan ini juga bukan untuk menyudutkan ilmu eksakta karena saya juga
berasal dari IPA saat SMA dan sangat menikmatinya. Tulisan ini hanya
untuk alat bagi kalian yang menggemari, berada, atau bergerak di ilmu
sosial menjelaskan kepada kerabat atau keluarga.
Tentu setiap
ilmu saling berkaitan dan membutuhkan. Hasil akhirnya adalah bagaimana
ilmu yang kita miliki bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Ingat, bermanfaat ya :)
Raka E. Pramudito
________________
Pesan ini diteruskan oleh iCampus indonesia ( http://line.me/ti/p/%40seputarkampus)
bagus toh?
yaaah, intinya sih, just enjoy what you do now.
segalah
hal yang terbaik dalam diri kita bakal merembes dengan sendirinya jika
kita melakukannya dengan tjinta *cie* *tjinta apa cinta, kak? kok jadi
galau* *halah*
begitulah.
do what you love then you will love what you do 

tapiiii
saran saya sih sebenernya kalau ada yang nyinyir kaya tadi lagi yaa
mending ngga usah di tanggapin deh, like mas Ichsan pernah bilang *ehem*
"anjing
akan selalu menggonggong dan kafilah akan selalu berlalu, flory, jadi
buat apa kita memusingkan apa yang orang katakan? perkataan mereka bukan
menjadi ukuran kesuksesan hidup kita"
duh, bang 

begitulah.
saran saya siiiiih, senyumin ajaaaa kalemin ajaaaa.
pals, work hard in silence.
LET SUCCESS MAKE SOME NOISE.
HIDUP SOSIAL!
HIDUP ARISTOTELES!
HIDUP PLATO!
HIDUP MACHIAVELLI!
0 comments