"choosing the person
that you want to share life with, is one of the most important decisions
ever:" if you're wrong it turns your life to grey ..."
kata-kata itu
memberikan sedikit bahan berpikir malam ini untuk saya.
dari dulu perkara jodoh
adalah sebuah perkara yang selalu tidak mudah.
apa definisi jodoh?
apa parameternya?
apa limitasinya?
bagaimana kita tahu bahwa dia
adalah jodoh kita?
bagaimana kita tahu bahwa
kita telah secara benar memilih orang yang tepat untuk menghabiskan waktu
bersama?
dan apa juga yang membuat
saya merasa penting untuk membahas hal ini padahal IP semester ini saja masih
jungkat jungkit?
hh..
kamu bisa memilih siapa yang
akan kamu nikahi,
tapi kamu tidak bisa memilih
pada siapa hatimu berlabuh :"
pada kenyataannya memang
terlalu banyak dua orang yang saling mencintai namun tak bisa bersama, dan ada
terlalu banyak orang yang bersama namun tak saling cinta
semua ini gara-gara
kata-katanya Ejak sampe saya melakukan kontemplasi mendalam seperti ini.
memang sih, menghabiskan
waktu dengan orang yang (mungkin) tidak tepat untuk kita adalah hal ter-iuwh
yang mungkin bisa terjadi dalam hidup kita
tapi selama ini saya telah
meyakini bahwa ide yang mengatakan "we can only be complete with the
people that bring half of our hearts" itu sangatlah kejam dan agak tidak
berperasaan
yakali, hidup kita baru bisa
sempurna dengan hadirnya orang tersebut?
berarti kebahagiaan dan
tujuan hidup kita juga terletak di orang tersebut?
hmm
tapi sih yaa serealisnya saya
tetep aja i believe in such a fairy tales.
bahwa akan ada yang namanya
cinta sejati, bahwa manusia diciptakan sebagai sebuah kesatuan, bahkan menurut
ilmu (saya ngga tau ini ilmu apa. biologi? anatomi? whatevs), dua jantung yang
dijadikan satu akan membentuk hati sebagaimana yang sering kita pakai sebagai
emoticon ini ❤
pernah dengar cerita tentang
manusia dari Zeus?
yak, jadi menurut mitologi
Yunani, manusia dulu diciptakan dengan empat buah tangan, empat buah kaki dan
dua wajah, takut akan kekuatan yang mungkin dimiliki oleh manusia tersebut,
Zeus lalu memisahkan mereka berdua untuk pada akhirya saling mencari setengah
dari diri mereka yang lain selama hidupnya
jadi mungkin memang jodoh itu
seperti itu.
oh, dan jangan lupa konsep
Tulang Rusuk yang diajarkan dalam Islam
tapi, tentu saja masalahnya adalah
bagaimana saya tahu tulang rusuk siapa yang telah saya curi dahuluuuuu?
hh
well, membicarakan hal
seperti ini memang tidak ada habisnya 😌
dan fyi beberapa bulan yang
lalu saya pernah curhat kepada salah seorang kakak tingkat saya, senior saya di
KOMUN dan Debate Club, probably dia adalah the most realist person i have ever
known
dan isi curhatan saya memang
agak sedikit alay sih hahaha
jadi... saya mencurahkan
kecemasan saya kepada kak Asep seperti ini;
saya adalah seorang realis.
dan dia tau betul bagaimana
seorang realis berpikir.
dan akhir akhir ini saya
berpikir bahwa, prince charming doesn't exist.
bahwa cinta sejati itu ngga
ada, bahwa pasangan yang akan mengerti kamu 100% yang akan membiarkan kamu
menonton channel tv kesukaanmu seharian dan yang akan membukakan pintu untukmu
dan akan membiarkanmu menguasai selimut sepanjang malam itu tidak ada.
tidak.
akan.
pernah.
ada.
even dengan cinta yang paling
besar sekalipun, kita harus tetap berkompromi.
"okay, aku yang masak
makan malam dan kamu yang membersihkan piringnya"
"okay kamu bisa main
game sepanjang hari minggu dan jangan ganggu selama aku membaca novel"
"okay kamu bisa beli tas
gosh itu kalau aku beli nike ini"
"okay kamu boleh pergi
sama girls geng mu seharian tapi kamu ngga boleh ngeribetin aku selama aku
futsal sama temen temenku"
"kamu terima permintaan
maaf aku dan mari kita lupakan saja semua masalah ini"
see?
pada akhirnya kita harus
berkompromi.
CINTA HARUS KOMPROMI.
love, obviously, doesn't
conquer it all
kita tidak menikahi seseorang
karena kita mencintainya, tapi karena kita yakin bahwa dengannya kita bisa melakukan kompromi terbaik
sepanjang hidup kita.
ya, saya berpikiran seperti
itu.
cinta itu.. apasih, cuma
sebuah perasaan emosional, yang akan segera hilang selama rentang tiga sampai
lima tahun, bahkan kurang.
see?
sebegitu realisnya pemahaman
saya akan cinta
tapi saya sudah membaca
puluhan kisah nyata yang menceritakan tulusnya sebuah kasih sayang dan
keberadaan cinta yang nyata,
tapi dengan pemahaman saya
yang seperti itu terhadap cinta saya menjadi takut.
pernah dengar Law of
Attraction?
ya, apa yang ada dipikiran
kita kemungkinan besar akan terjadi pada kehidupan nyata.
inilah yang saya takutkan.
bagaimana kalau ternyata
prince charming benar benar tidak ada untuk saya?
bagaimana kalau cinta tidak
seindah yang saya baca di kisah kisah nyata pada Chicken Soup?
bagaimana kalau cinta yang
akan saya alami adalah cinta yang saya pikirkan selama ini? compromise and
counting benefits
itu bukan cinta
bagaimana kalau tidak ada
cinta sejati seperti yang saya pikirkan selama ini?
bagaimana kalau pikiran saya
akan cinta membuat saya mendapatkan cinta yang persis seperti itu?
dan jawaban kak Asep sangat
panjang
yang intinya we strive for
our own happiness, dan even being the most realist person in the world doesn't
mean you don't believe in miracle
realist makes miracle happens
because making miracle is the
vision of the realist
dan yaaaah ..
setidaknya untuk saat ini,
saya memilih untuk tetap sabar menanti
apakah konsep tentang cinta
dan law of attraction saya akan terbukti?
and i am sure the proof will
come by the right time.
dan.. apakah cinta yang
datang nanti salah? atau benar?
apapun itu, hidup saya tidak
akan menjadi abu-abu
walaupun dia datang membawa
semburat keabuan, saya akan tetap melukis jingga dan merah jambu
jangan takut jika kamu tidak
tahu apakah dia adalah orang yang benar ataupun tidak, jika segala yang kamu
inginkan adalah menghabiskan waktu bersamanya, maka kehadiran sedikit warna
abu-abu itu bukanlah sebuah masalah
yaaaah.. memang dibutuhkan
banyak sekali keajaiban untuk itu
tapi, bukankah itu tujuan
kita hidup?
menciptakan sebanyak mungkin
keajaiban
0 comments