haaai !!
so sebenernya acara ini sudah cukup lewat banget tapi
maafkan saya karena baru sempet buat nulisin sekarang.
okay, jadi akhir Mei kemarin saya, Zaki dan Rizal didaulat
jurusan untuk mengikuti lomba debat International Humanitarian Law 2016 yang
tahun ini diadakan di Universitas Wahid Hasyim Semarang
kali ini kita bertiga di coach sama dosen baru paling
bersinar dan paling dazzling yang dimiliki oleh HI UMY tahun ini, yaituuuuu....
jengjengjeeeeeng
mbak Masyithoh !!!
dan guys, mbak Masyithoh ini keren banget, super duper
kerennya.
beliau baru saja lulus PHd dari Universitas Birmingham,
Inggris Raya dengan beasiswa LPDP dan akan segera berangkat ke Australia
National University
wow
wow banget
selain cantik, pinter, anggun, lemah lembut, tidak sombong,
berwibawa, islami dan santun, mbak Masyithoh ini juga saaaangat humble dan
ramah syekali loh
student goal bangetlah pokoknya mbak Masyithoh ini
saking dazzlingnya beliau, saya sama Zaki bahkan sering
banget ngerasa ngga enakan tiap kali latihan karena kita sudah berasa bodoh
banget dan ngga tau apa-apa padahal mbak Masyithoh sudah baik banget dan sabar
banget sama kita, she doesn’t deserve us, kalau waktu itu saya bilang sama Zaki
(dan belakangan mbak Masyithoh admit kalau dia ngga tega mau bentak-bentak dan
marah-marah sama kita heuheu padahal biasanya kita di coaching sama mas Omi
sudah sampe dibawa ke langit ketujuh terus dihempaskan begitu saja ke bawah
tanah lol)
dan believe us or not tapi tim kita tahun ini ngga prepare
banget, which mbak Masyithoh juga sebenernya juga sudah bilang ngga apa-apa
karena sudah dua tahun ini kampus kita ngga pernah ngirim wakil karena ngga ada
yang bisa dan mau ikut.
saya sibuk banget. tau kan segala macam urusan agenda besar
yang kebetulan juga jatuh di bulan Mei bikin saya bener-bener ngga ada waktu
luang sedikitpun buat research dan baca reading brick
Zaki yang juga sibuk taking a big charge di KOMUN dan,
kebetulan, peserta MYDC juga keliatannya ngga punya waktu tidur yang cukup kalau
dia harus research dan baca reading brick yang seabrek-abrek itu
Rizal? well, with all of those modelling and pageant things,
plus Kanjeng Ratu endless assignment, he doesn’t manage it well anyway :”
akhirnya kita bener-bener kepepet banget
ditambah schedule mbak Masyithoh yang juga aduduh
syibuknyaaa di bulan itu karena kebetulan kampus juga lagi punya hajat besar
Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan yang ngundang bapak presiden dan segala
macamnya jadi yaaaaah.. the time isn’t just right. but speaking about time, it
will never be the right time, won’t it? J
mbak Masyithoh memberikan kita seabrek buku untuk dibaca;
mulai dari Geneva Convention, Additional Protocol, IHL For Dummy, Mengenali
ICRC dan banyak buku lainnya (yang kesemuanya saaaangat berguna!)
saya, Zaki dan Rizal pun membagi bagian mana-mana saja yang
harus dibaca.
dan setelah ribet ngurusin birokrasi ke dekanat serta
jurusan, akhirnya dapet dana juga (walaupun kurang bangeeeeet) dan akhirnya
berhasil dapetin tempat nginep yang cukup sama dana kita.
jadi kita berangkat
jam 5.45 setelah nungguin Rizal yang telat dateng dan bawa
koper segede gaban kitapun jemput mbak Masyithoh di rumahnya
oya, kita ke Universitas Wahid Hasyim diantar pakai mobil
fakultas dan sarapan semacam soto gitu di perjalanan menuju Semarang.
Semarang loooh... saya belum pernah kesana! yuhuuuu!
akhirnya setelah sempet tidur-tidur ayam di mobil (malam
sebelumnya saya rapat evaluasi MYDC sampai jam 1 pagi packing sampai jam 2 lalu
tidur bentar bangun jam setengah 5. iya. dunia
keras kak :” ) berhenti di minimarket buat beli kopi dan baca reading
brick sambil ngemil Chitato ayam panggang selama perjalanan kita sampai juga di
jantung kota Semarang
dan kesasar
.....
well bukan kesasar sih sebenernya tapi lebih ke ngga tau venue
debatnya dimana karena sudah nanya ke banyak orang ngga ada yang tau dan pake
Waze juga ngga nyampe, akhirya setelah nelponin panitia berkali-kali (disini
mbak Masyithoh sudah kzl banget sama panitia dan LO nya) akhirnya kita dijemput
panitia dan dibawa ke venue
okay
tim debat kita melewatkan opening ceremony dan materi
pertama tentang ICRC.
what a douchebag.
hari pertama berlangsung agak menyebalkan, kita sudah bilang
mau nunggu mbak Masyithoh yang lagi ajudicator assesment biar bisa balik ke
hotel bareng-bareng tapi malah dipesenin taksi duluan jadilah tim debat balik
duluan ke hotel dan ninggalin mbak Masyithoh.
mbak Masyithoh sampai di hotel selepas maghrib dengan
mencak-mencak mengeluhkan kinerja panitia,
“yaudah deh daripada
energi kita habis buat marah-marah mending kita makan dulu aja yuk, baru
belajar”
dan lalu kita jalan sepanjang kota yang seeeepi banget buat
cari makan malam dan makan di sebuah tempat makan seafood bawah tenda gitu
imagine, the dazzling beautiful mbak Masyithoh makan di emperan
jalan. di bawah tenda. wow
tapi seafoodnya enyak syekali kok jadi ngga masalah heuheu
selesai makan, kami berempat kumpul di kamar saya dan mbak
Masyithoh dan mulai latihan.
speaker role yang belum mapan dibolak-balik lagi,
tadinya setelah latihan terakhir sama mas zaka, awalnya
Rizal first, Zaki second dan saya third lalu diubah Zaki jadi first, saya
second dan Rizal third lalu malam itu selesai latihan mbak Masyithoh nuker
posisi kita lagi. Zaki first, Rizal second dan saya third.
Pusying adek kak.
lalu jam 10an kita sudahi latihannya, kembali ke kamar
masing-masing dan tidur.
besoknya preliminary round, ronde pertama tim kami ketemu
sama salah satu kampus negeri ternama di Semarang (fyi, di IHLDC setiap tim
disebut menggunakan nama abjad bukan nama universitas sehingga menghindari
penilaian bias juri. waktu itu kita dapet team I. tapi walalupun sudah pake
abjad sebagai nama tim pun kita tetep aja bisa tau siapa dari universitas mana)
ketemu universitas negeri ternama di Semarang kita jadi government dengan motion THBT
Peacekeepers Should Not Use Force Except For Self Defense
okay so here the debate goes
sebenernya dari awal menurut saya kedua tim sudah salah
pengertian, dan ngga menyamakan pengertian, tentang self defense nya sendiri.
dan walalupun kami dari tim government sudah mendefiniskan motionnya dengan
baik tapi ngga di challenge sama tim oppo. yasudah toh.
tim kami sudah mengeluarkan buaaaanyak sekali
prinsip-prinsip hukum humaniter dan engage ke IHL dan ICRC sebanyak yang kami
bisa, tim kami sudah kuat sejak fondasi di first speaker dan ketika giliran
saya maju Zaki bilang,
“wan, kalau kamu ngga bagus jadi third ini,
kamu ngga boleh nonton final”
which is rather cute i think Zaki ngomong kaya gitu wkwkwk i
mean, bahkan kalau dia ngga ngebolehin saya nonton final karena debat saya
jelek, yaaa dia bisa apa? saya bakalan tetep nonton final walaupun sama Zaki
tangan saya di iket-iket lol
dan i did it very well as a third. kweren.
dan karena tugas third speaker adalah membangun kembali
argumen sambil ngejelek-jelekin dan nyampah-nyampahin tim lawan (yang kayanya
keunggulan saya banget buat nyacatin orang wkwkwk astaghfirullah) saya
melakukannya dengan cukup baik karena begitu saya selesai speech dan kembali ke
tempat duduk, Zaki bilang,
“okay. kamu boleh nonton final.”
terus ngelanjutin ngomong
“kamu jadi third
speaker terus ya wan”
okay :)))))
saya seneng banget di round pertama itu.
bahagiaaa-a-a-a
dan kita keluar chamber dengan senyum-senyum, sambil bilang “we must win” because we must
lalu setelah beberapa menit tim kami dan tim universitas
negeri ternama di Semarang itu masuk lagi buat dengeri hasil debat, jadi ada
tiga adjudicator yang kesemuanya merupakan dosen HI dari
universitas-universitas yang mengirimkan tim debatnya plus beberapa juri dari
Jogja Debating Forum (JDF).
adju utama mulai ngasih sedikit assement buat kita, tentang
poin-poin debatnya dan ditengah-tengah penjelasan dia, saya berbisik ke Zaki,
sedikit agak keras sepertinya karena beberapa orang langsung ngeliatin saya,
“kayanya kita kalah deh”
dan kita kalah
saya, Zaki dan Rizal marah banget
yaaah.. walalupun kalahnya split, artinya kita kalah tapi
dapet poin adju, jadi dari tiga adju ada satu adju yang menangin kita.
tapi toh kita tetep kalah.
saya marah banget.
Zaki saking marahnya ngga bisa ngomong apa-apa lagi dan
langsung keluar chamber gitu aja, saya lalu approach ke salah satu mas-mas yang
dari tadi duduk di dalam chamber kita, saya pikir awalnya dia salah seorang
debater dari JDF.
saya cecar dia habis-habisan bagaimana mungkin tim kami
sampai kalah, padahal substansial dan speaker role tim lawan aja dua-duanya
ngga ada yang terpenuhi dengan baik.
tapi mas mas nya terus mengelak dengan bilang a i u a i u
“yaaa... karena itu
kalian dari awal salah define motionnya, harusnya kalian define self defense
tuh gini gini jadi debatenya bakalan gini gini”
“ya tapi mereka
sebagai oppo juga ngga challenge motionnya mas!”
“ya karena itu kan
saya bilang argumen mereka juga ngga signifikan”
“but they win!”
“yaaa they win ...”
“padahal role speaker
mereka aja ancur banget, mereka bawa new argument di third speaker mas!”
“yaaa karena itu kan
emang ..
“mas, mas debater kan?
okay saya mau tanya ya, emangnya bisa seorang adju narik kesimpulan sendiri?
bukanya setiap adjudicator itu kepalanya harus kosong begitu masuk ke chamber?”
“yaa tapi kan kita
tetap harus percaya sama assesmentnya para adjudicator bagaimanapun hasilnya”
“okay mas, makasih”
lalu saya pergi gitu aja
sakit geng
sakit banget digituin tuh rasanyaaaa haaaa
lalu di preliminary round kedua saya Zaki dan Rizal sudah
bagaikan banteng terluka, kita ketemu tim dari universitas swasta islam
terkenal di Jawa Timur dan jadi opposition, saya agak lupa motionnya apa tapi
di prelim dua itu kita menang mutlak dengan 3 VP
di prelim tiga kita deg-degan banget karena menang dengan 3 VP
di prelim sebelumnya berarti kita bakalan ketemu tim yang menang dengan 3 VP
juga. prelim 3 kita jadi government dengan motion THW Ban Explosive Weapon In
Populated Centre
dan debatnya agak mengecewakan sih karena tim opponent ngga
terlalu banyak ngasih tackle tapi saya Zaki dan Rizal sudah cukup belajar bahwa
semua keputusan menang ataupun kalah ada di tangan adju jadi kita ngga banyak
berharap.
dan karena prelim 3 adalah prelim terakhir maka jadi silent
round dan akan diumumkan keesokan harinya.
sore itu kami pulang, makan tongseng di dekat pasar malam
lalu kembali ke hotel sambil bawa cemilan seabrek-abrek dan belajar sampai jam
10
besoknya breaking announcement, saya Zaki dan Rizal sudah
banyak banyak berdoa sepanjang jalan supaya tim kami break ke delapan besar dan
bisa bikin perjalanan merepotkan ke Semarang ini sedikit berarti.
and breaking announcement begins,
tim pertama yang lolos ke putaran empat besar dengan
kemenangan tiga kali berturut turut dan 9 VP
............
*drum roll*
UNPAAAAR !!!
tim kedua yang lolos ke putaran empat besar dengan
kemenangan tiga kali berturut turut dan 8 VP
............
*drum roll*
UGM
tim ketiga yang lolos ke putaran empat besar dengan dua kali
kemenangan dan 7 VP .......
*drum roll*
UMY
iya.
tim kita.
tim yang isinya terdiri dari mantan debater yang sudah
setahun lebih ngga debat (itu saya, by the way) orang yang belum pernah ikut
kompetisi debat sama sekali dan basically anak MUN yang beda banget dari debat
(Zaki) dan model hitz kita yang terakhir debat pas jaman SMA (Rizal)
Zaki ngajak saya high five
dan lalu kita bertiga high five
seneng banget.
ini pertama kalinya saya ikut lomba debat.
dan breaking :”
yaa allah bahagiaaaa-a-a-a-a
kami melihat mbak masyhithoh yang tersenyum dan bilang dengan
bangganya,
“see? i know you can”
pokoknya, kita ngga nyangka banget :”
okay. cukup euforianya.
mulai perempat final, tim kami ketemu sama tim dari
universitas negeri ternama di Malang dan kita jadi government dengan motion THBT
Autunomus Weapon Should Be Banned
oiya pas maju ke depan buat toast coin sama tim dari
universitas negeri ternama di Malang itu, saya sempet ngelengos dan ngelirik
sinis bin sadis banget ke tim yang kita temuin di prelim pertama. pokoknya saya
mendelik dan bilang dengan tatapan mata ke mereka bahwa, see? you won with an
unjust assesment and see who is on quarterfinal now
*yaa allah riya
banget*
*ngga apa deh abis kzl bgt sama mereka*
okay yang penting saya cukup seneng karena saya suka
motionnya dan sudah melakukan beberapa research tentang autunomus weapon
dan lalu debatnya mulai
dan okay
cukup seru
walaupun kita ngga yakin bakal menang
dan sepertinya tim lawan juga ngga yakin bakal menang
jadi kita imbang
lalu saat pengumuman, ketiga chamber lainnya tim yang menang
bisa menang secara mutlak dan di chamber keempat, yaitu chamber kita,
adjudicator core yang bacain pengumumannya bilang,
“give big applause for
the last chamber because it was the tightiest chamber, they have split result
and the semi finalis it ....”
okay
bukan kita
dan saya tetap seneng aja kok soalnya kita kalah split,
artinya ada satu adju yang menangin kita
tapi kesenengan saya kayanya salah dan ngga tepat, karena
Zaki sama Rizal keliatan kecewa banget
dan saya minta maaf banget kalau selama jadi third speaker
jelek L
![]() |
penampakan hari ketiga tim debat UMY |
we should have won and become the 2nd runner up
at least
bahkan hingga detik saya menulis post ini, setelah sebulan
dari kompetisi tersebut, saya masih saja merasa sangat ngga enak ke rekan tim
saya. terlebih Zaki.
akhirnya setelah menonton final sore itu, yang dimenangkan
oleh UNPAR, kami langsung ke tempat travel buat pulang ke Jogja.
tapi sebelumnya mbak Masyithoh beli oleh-oleh tahu bakso dan
lumpia semarang dulu.
setelah beli oleh-oleh kita lalu makan bakmi goreng semarang
dan nunggu travel kita berangkat. setelah makan kita ngobrolon banyak hal sama
mbak Masyithoh, and believe me or that topik terbesar yang diomongin adalah
tentang cinta.
![]() |
habis closing ceremony, lagi ngeliatin koper segede gaban-nya Rizal plus tahu bakso oleh-olehnya mbak Masyithoh. dan Zaki sok tampan banget disitu ewh |
![]() |
ngga paham ini pose apa wkwkwk pose putus asa kayanya sih wkwk |
you see? tiga debater yang baru saja breaking quarter di
debat hukum humaniter beserta adju mereka yang keren dan luar biasa cerdas
melakukan diskusi ringan sehabis makan malam dan mereka sejujurnya bisa
mendiskusikan apa saja, mulai dari serangan di Aleppo sampai relevansi IHL tapi
mereka memilih mendiskusikan cinta.
ya, cinta, hal paling tidak pasti yang ada di dunia.
ewh.
hahahaha, well ngga gitu juga sih.
tapi saya Zaki dan Rizal mendapatkan cukup banyak pelajaran
cinta berharga dari mbak Masyithoh yang, kerennya, sudah menambatkan hatinya
sejak tujuh tahun yang lalu pada seorang pria dan meskipun berjarak samudera
dan benua toh tetap bisa jalan sampai sekarang :”
malam itu, Zaki baper banget.
saya dan Rizal juga wkwk
dan malam itu, kami berempat pulang ke Jogja dengan banyak
pemikiran berkecamuk di kepala.
Zaki, Rizal dan mbak Masyithoh, terimakasih yaaa...
dua tahun saya debat, saya tidak pernah jatuh cinta pada
debat
tapi perjalanan singkat kita ke Semarang ini sudah mengubah
banyak hal.
0 comments